chemistry case study and need a reference to help me learn.
JOURNAL CHEMISTRY HELP US TO GET NEW KNOWLEDGE
Requirements:
PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes Volume 2 No 2 Januari 2017 ISSN : 2476-8605 PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C PADA JERUK NIPIS (Citrus x Aurantiifolia) DAN JERUK LEMON (Citrus x Limon) YANG DIJUAL DI PASAR LINGGAPURA KABUPATEN BREBES Ratna Ayu Fitriyana Program Studi Analis Kesehatan, Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes ABSTRACT Jeruk merupakan buah yang cukup banyak dikenal oleh masyarakat karena rasa yang segar dan mudah di dapat, diantaranya buah jeruk nipis (Citrus x Aurantiifolia) dan buah jeruk lemon (Citrus x limon).Jeruk nipis memiliki warna hijau dan memiliki rasa yang asam , sedangkan jeruk lemon memiliki ukuran yang lebih besar dari jeruk nipis berwarna kuning dan rasanya asam sedikit pahit . Perbedaan karakteristik tersubut memotivasi penulis untuk mengetahui perbedaan kadar Vitamin C pada jeruk nipis dan jeruk lemon . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar dan perbedaan vitamin c pada jeruk nipis dan jeruk lemon yang di jual di pasar linggapura Tonjong kabupaten Brebes. Vitamin merupakan senyawa kompleks yang sangat di butuhkan oleh tubuh kita, yang berperan sebagai zat pengatur untuk berbagai fungsi proses kegiatan tubuh sehingga harus di pasok dari makanan, minuman dan buah-buahan. Seperti contohnya buah jeruk yang banyak mengandung Vitamin C. Asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air, Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sedangkan dalam pemeriksaannya menggunakan metode titrasi iodimetri. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin C pada jeruk nipis yaitu 0,27 % dan jeruk lemon 0,60 %, Serta terdapat perbedaan yang signifikankadar Vitamin C pada jeruk nipis dan jeruk lemon yang dijual di pasar linggapura Kabupaten Brebes. Kata Kunci : Perbandingan kadar Vitamin C,jeruk nipis, jeruk lemon
PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes Volume 2 No 2 Januari 2017 ISSN : 2476-8605
PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes Volume 2 No 2 Januari 2017 ISSN : 2476-8605 1.1 Latar Belakang Masalah Vitamin merupakan senyawa kompleks yang sangat di butuhkan oleh tubuh kita, vitamin berperan sebagai zat pengatur untuk berbagai fungsi proses kegiatan tubuh sehingga harus di pasok dari makanan, minuman dan buah-buahan. seperti contohnya buah jeruk yang banyak mengandung Vitamin C. Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin C merupakan antioksidan yang tangguh untuk membantu menjaga kesehatan sel dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh, antioksidan juga dapat mencegah radikal bebas. buah yang mengandung Vitamin C diantaraya yaitu buah belimbing, jamu biji, mangga , nanas dan jeruk. Jeruk dikenal sebagai buah dengan rasa segar dan bergizi baik kaya vitamin dan mineral, merupakan buah yang memiki rasa manis namun beberapa jenis jeruk diantaranya juga memiliki rasa masam seperti Jeruk nipis (Citrus x Aurantiifolia) buah yang berwarna hijau ini yang berukuran sekitar 5-8cm menjadi konsumsi masyarakat , banyak manfaat yang didapat dengan menggunakan jeruk nipis salah satunya adalah Jeruk nipis dapat menghilangkan bau amis pada daging atau ikan yang mau di masak. Jeruk nipis juga bisa di konsumsi sebagai minuman, bahkan jeruk nipis juga bisa di konsumsi sebagai jamu tradisional. Jeruk lemon (citrus x limon) buah yang berwarna kuning kehijauan yang berukuran 5-10 cm. jeruk lemon juga selalu tersedia di pasar linggapura Tonjong Jeruk lemon seringkali di gunakan sebagai hiasan di aneka minuman selain itu jeruk lemon juga sering diolah menjadi minuman. Pasar linggapura terletak di kecamatan Tonjong kabupaten Brebesmerupakan pasar tradisional yang cukup ramai, karena tempatnya yang setrategis dan juga dekat dengan jalan pantura sehingga pembeli tidak hanya dari desa Tonjong melainkan banyak dari luar desa Tonjong. Pasar linggapura menjual berbagai kebutuhan masyarakat seperti sandang , pangan dan buah-buahan diantaranya buah jeruk lemon (citrus x limon) buah yang memiliki rasa masam dan sedikit pahit ini yang membuat penulis mengindikasikan bahwa buah jeruk lemon ( Citrus x Limon) memiliki kadar Vitamin C yang lebih tinggi daripada jeruk nipis (Citrus x Aurantiifolia). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis sangat tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Perbandingan Kadar Vitamin C Pada Jeruk Nipis (Citrus X Aurantiifolia) Dan Jeruk Lemon (Citrus X Limon) Yang Dijual Di Pasar Linggapura Kabupaten Brebes’’ 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Berapa kadar vitamin C yang terdapat pada air perasan jeruk nipis dan jeruk lemon yang dijual di pasar linggapura Kabupaten Brebes? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kadar vitamin C pada air perasan jeruk nipis dan jeruk lemon yang dijual di pasar linggapura Kabupaten Brebes?
PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes Volume 2 No 2 Januari 2017 ISSN : 2476-8605 3. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kadar vitamin C pada air perasan jeruk nipis dan jeruk lemon yang dijual di pasar linggapura Kabupaten Brebes. 2. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kadar vitamin C pada air perasan jeruk nipis dan jeruk lemon yang dijual di pasar linggapura Kabupaten Brebes. 4. 1.4 Manfaat Penelitian Peneliti berharap dengan dilakukan penelitian ini dapat emberikan manfaatbagi: 1. Peneliti Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada peneliti tentang Vitamin C pada jeruk nipis dan jeruk lemon. 2. Akademik Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi bagi civitas Akademi Analis Kesehatan An Nasher dan ilmu pengetahuan khususnya mata kuliah Analisa Makanan dan Minuman (Amami). 3. Masyarakat Menambah pengetahuan dan informasitentangperbedaan vitamin C pada jeruk nipis dan jeruk lemon. 1.5 Batasan Masalah Peneliti hanya melakukan penetapan dan membandingkan kadar Vitamin C pada air perasan buahjeruk nipis (citrus x aurantifolia) dan jeruk lemon (citrus x limon) yang dijual di pasar linggapura Kabupaten Brebes,dengan menggunakan metode titrasi Iodimetri. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.Metode deskriptif merupakan metode yang berfungsi untuk mendeskriptifkan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel yang telah dikumpulkan dan hasil penelitian yang kemudian analisis untuk diambil kesimpulannya. Sumber Data Mengumpulkan informasi yang dilakukan dengan cara studi pustaka dan observasi di pasar linggapura kecamatan Tonjong kabupaten Brebes, serta hasil Pemeriksaan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah : jeruk nipis dan jeruk lemon yang dijual di pasar linggapura kecamatan Tonjong kabupaten Brebes. Populasi dan sampel Populasi merupakan keseluruan objek penelitian. populasi pada penelitian ini adalah 2 jenis buah jeruk yaitu jeruk nipis dan jeruk lemon. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Sampel dalam penelitian ini adalah 2 jenis jeruk yang dijual di pasar linggapura kecamatan Tonjong kabupaten Brebes. Banyaknya replikasi dari 2 jenis jeruk tersebut dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut : (2-1) (r-1) > 15
PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes Volume 2 No 2 Januari 2017 ISSN : 2476-8605 1r – 1 >15 1r >15 + 1 1r = 16 r> 16/1 r> 16 Dari perhitungan diatas didapatkan hasil replikasi > 16 kali ,sehingga dalam penelitian di lakukan replikasi sebanyak 17 kali pengulangan dari masing-masing jeruk. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Alat pemeras jeruk : 1 buah 2. Pisau : 1 buah 3. Neraca analitik : 1 buah 4. Labu ukur 1000,0 ml : 2 buah 5. Erlenmeyer 250,0 ml : 30 buah 6. Gelas kimia 500,0 ml : 3 buah 7. Sundip : 3 buah 8. Batang pengaduk : 3 buah 9. Klem dan statif : 2 buah 10. Botol semprot : 2 buah 11. Biuret 50,0 ml : 1 buah 12. Kaca arloji : 2 buah 13. Pipet volume 25,0 ml : 1 buah 14. Pipet volume 10,0 ml : 1 buah 15. Pipet volume 1,0 ml : 1 buah 16. Filter : 2 buah Pipet tetes : 2 buah Bahan Bahan yang diperlukan untuk penelitin meliputi: 1. Jeruk nipis 2. Jeruk lemon 3. Amilum 0,5% 4. Natrium thiosulfat 0,1 N 5. Kalium dikromat 0,1000 N 6. Larutan iodium 7. H2SO41N 8. Kristal KI Membuat larutan standar I2 a) Menimbang dengan teliti sebanyak 12,69 gram iodida (I2). b) Menambahkan 18,00 gram Kalium iodide (KI). c) Melarutkan dengan 200 ml air. d) Setelah larut di add kan hingga 1000 ml dengan aquadest. Membuat larutan standar Na-Thiosulfat 0,1 N a) Menambahkan 1 liter aquadest. Menimbang 12,6 gram Na-Thiosulfat dan 0,1 gram Nakarbonat, masukan kedalam air tadi. homogenkan dan biarkan 1 malam. Bila terdapat endapan yang banyak, disaring dan disimpan dalam botol bertutup karet. Membuat larutan standar K2Cr2O70,1 N a) Menimbang teliti +/- 2,45 gram kalium dikromat pa (BE = 49,05). Masukan secara kuantitatif ke dalam labu takar 500,0 ml. b) Menambahkan aquadest +/- 250 ml, kocok hingga larut. menambahkan (encerkan) dengan aquadest hingga tanda batas.
PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes Volume 2 No 2 Januari 2017 ISSN : 2476-8605 c) Menyimpan dalam botol yang bertutup rapat dan beri etiket. Standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7 a) Mempipet 10,0 ml larutan K2Cr2O7 masukkan kedalam labu Erlenmeyer 250,0 ml b) Menambahkan 2 gram KI. c) Menambahkan 8 ml HCL pekat. d) Mentitrasi dengan Na2S2O3 0,1 N hingga terbentuk warna kuning jerami. e) Menambahkan 2 ml indikator amilum 0,5 % . f) Melanjutkan titrasi hingga warna biru hilang. Standarisasi I2 dengan Na2S2O3 a. Memipet 25,0 ml larutan iod masukkan kedalam Erlenmeyer 250,0 ml. b. Menambahkan 1 ml H2SO4 1 N dan titrasi dengan larutan Na2S2O3 standar sampai jerami. c. Menambahkan 1 ml tetes amilum dan lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang. Penetapan kadar vitamin C pada sampel 1. Memeras sampeljeruk nipis dan jeruk lemon pada gelas kimia kemudian menimbang air perasan jeruk ke dalam erlenmeyer 250,0 ml. 2. Menambahkan 100 ml aquadest. 3. Menambahkan 1 ml indikator amilum 0,5%. 4. Mentitrasi dengan larutan iodium sampai timbul warna biru. Catatan : cara kerja ini juga digunakan pada perbandingan kadar vitamin C pada jeruk lemon (Citrus x Aurantiifolia) dan jeruk lemon (Citrus x Limon). Analisa Data Data hasil pemeriksaan di laboratorium diolah untuk menghitung kadar vitamin C dalam satuan % b/b dengan acuan sebagai berikut : 1. Setiap ml larutan iodine 0,1 N setara dengan 8,806 mg asam askorbat 2. Kadar vitamin C (% b/b) = V I2× NI20,1 gram sampel×1000×8,806×100% VI2 = Volume titran I2 (ml). N I2 = Normalitas I2 yangdigunakan sebagai titer (N). Berdasarkan data kadar vitamin C pada jeruk nipis dan jeruk lemon maka dilakukan uji hipotesa menggunakan uji statistik program SPSS 17 dengan metode 2-Independent Sampel Test.
PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes Volume 2 No 2 Januari 2017 ISSN : 2476-8605 HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Penelitian Setelah dilakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan kadar vitamin C padajeruk nipis (citrus x aurantifolia) dan jeruk lemon (citrus x limon) yang dijual di pasar linggapura Kabupaten Brebes,yang dilakukan pada bulan mei 2016 maka dapat didapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Kadar Vitamin C pada Jeruk nipis No Kode Sampel Berat Sampel (gr) Titran I2 Kadar Vitamin C (100%) Konsentrasi (N) Volume Titrasi (ml) 1 A1 3,7951 0,0944 0,10 0,023 2 A2 3,7162 0,0944 0,20 0,045 3 A3 3,6961 0,0944 0,10 0,022 4 A4 3,8724 0,0944 0,10 0,021 5 A5 3,5641 0,0944 0,10 0,023 6 A6 3,6723 0,0944 0,10 0,023 7 A7 3,6214 0,0944 0,10 0,023 8 A8 3,5912 0,0944 0,20 0,046 9 A9 3,7659 0,0944 0,20 0,044 10 A10 3,7195 0,0944 0,10 0,022 11 A11 3,5183 0,0944 0,10 0,024 12 A12 3,7114 0,0944 0,10 0,022 13 A13 3,6961 0,0944 0,10 0,022 14 A14 3,8021 0,0944 0,10 0,021 15 A15 3,7256 0,0944 0,10 0,022 16 A16 3,7986 0,0944 0,10 0,022 17 A17 3,6424 0,0944 0,20 0,046 Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian Kadar Vitamin C pada jeruk lemon No Kode Sampel Berat Sampel (gr) Titran I2 Kadar Vitamin C (100%) Konsentrasi (N) Volume Titrasi (ml) 1 B1 10,2118 0,0936 0,60 0,048 2 B2 10,1432 0,0936 0,70 0,057 3 B3 10,0480 0,0936 0,80 0,066 4 B4 10,1669 0,0936 0,80 0,065 5 B5 10,7413 0,0936 0,80 0,061 6 B6 10,5657 0,0936 0,80 0,062 7 B7 10,7614 0,0936 0,70 0,054 8 B8 10,3818 0,0936 0,70 0,055 9 B9 10,3190 0,0936 0,70 0,056 10 B10 10,1451 0,0936 0,80 0,065 11 B11 10,2820 0,0936 0,80 0,064 12 B12 10,2321 0,0936 0,80 0,064 13 B13 10,6313 0,0936 0,80 0,062 14 B14 10,0312 0,0936 0,70 0,057 15 B15 10,5981 0,0936 0,80 0,062 16 B16 10,2721 0,0936 0,70 0,056 17 B17 10,1546 0,0936 0,50 0,041
PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes Volume 2 No 2 Januari 2017 ISSN : 2476-8605 Tabel 4.3 Hasil uji SPSS 2 Independent sample test Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Jeruknipis .433 17 .000 .583 17 .000 Jeruklemon .186 17 .121 .861 17 .016 Mann-Whitney Test Ranks Jenisjeruk N Mean Rank Sum of Ranks KadarvitaminC jeruk nipis 17 9.24 157.00 jeruk lemon 17 25.76 438.00 Total 34 Test Statisticsa Test Statisticsa kadarvitaminC Mann-Whitney U 4.000 Wilcoxon W 157.000 Z -4.842 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000b Keterangan : Asym sig. (2-tailed) = 0,000 Asym sig. <0,05 = H1 diterima Hasil dari uji 2- independent sample test didapat Nilai Asym sig < 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang menunjukan terdapat perbedaam yang signifikan antara kadar vitamin c pada buah jeruk nipis dan jeruk lemon dai pasar Gambar 3.0 Grafik presentase perbandingan kadar vitamin C pada jeruk nipis Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dillakukan terhadap buah jeruk nipis dan jeruk lemon yang dijual di pasar linggapura Tonjong menggunakan metode titrasi iodimetri dengan proses pengujian pada masing-masing sampel dilakukan sebanyak 17 kali replikasi sehingga diperoleh kadar rata rata vitamin C adalah: 1. Jeruk Nipis ; kadar rata-rata : 0,027%, kadar tertinggi :0,046%, kadar terendah : 0,021%. 2. Jeruk Lemon ; kadar rata-rata :0,60 %, kadar tertinggi : 0,65%, kadar terendah :0,48%. Atau kadar Vitamin C dinyatakan dalam 100 gram sampel dengan hasil sebagai berikut : 1. Jeruk nipis memiliki kadar Vitamin C sebesar 27 mg dalam 100 gram jeruk. 2. Jeruk lemon memiliki kadar Vitamin C sebesar 60 mg dalam 100 gram jeruk . Hasil ini menunjukkan bahwa kadar 00.010.020.030.040.050.06Kadar Vitamin CGravik perbandingan kadar Vitamin CSeries1
PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes Volume 2 No 2 Januari 2017 ISSN : 2476-8605 rata-rata vitamin C Jeruk lemon>kadar rata-rata vitamin C Jeruk nipis. Kadar vitamin C pada ke dua buah jeruk ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, tempat tumbuh, pemakaian berbagai jenis pupuk, tingkat kematangan buah dan lamanya buah tersebut ada di pasar. Kadar vitamin C pada buah akan meningkat sampai buah matang, dan akan menurun pada saat tingkat kematangan telah terlampaui. Hal ini disebabkan karena kadar vitamin C pada buah yang sudah lewat matang akan berubah menjadi glukosa. Pada penelitian ini penulis akan membahas faktor yang mempengaruhi kadar vitamin C pada buah jeruk yaitu faktor lamanya penyimpanan buah di pasar dan faktor tingkat kematangan. Lamanya penyimpanan buah di pasar mempengaruhi kadar jeruk nipis dan jeruk lemon, sehingga ketika di peras air yang keluar sangat sedikit dan kadar vitamin C juga bisa menurun kadarnya. Untuk faktor tingkat kematangan buah jeruk nipis dan jeruk lemon penulis menggunakannya untuk mengkoreksi tingkat perbedaan kadar vitamin C, berbeda yaitu pada sampel jeruk nipis sudah matang dan sampel jeruk lemon yang digunakan tingkat kematanganya belum sempurna, terlihat dari tampilan pada warna kulit buah masih terlihat kuning kehijauan, dan perubahan warna kuning nya akibat penyimpanan , bukan kuning dari pohon jeruk nya sehingga warna kuning kehijauannya terlihat seperti layu. Vitamin C merupakan vitamin yang mudah rusak apabila teroksidasi semakin lama buah dikonsumsi setelah panen maka semakin berkurang kandungan Vitamin C nya,Vitamin C juga dapat hilang dikarenakan pemanasan, waktu penyimpanan buah , dan kondisi lingkungan pasar yang juga panas membuat berkurang ny kandungan vitamin c pada buah jeruk nipis dan jeruk lemon. Jeruk Nipis (Citrus x aurantiifolia) telah dikenal sejak lama sebagai buah yang kaya manfaat bisa di jadikan obat herbal alami dan sebagai tambahan bumbu masakan, jeruk nipis memiliki rasa asam dan sedikit pahit kulit jeruk nipis tipis dan mempunyai bentuk bulat sedikit lebih kecil dibandingkan jeruk lemon, saat baru tumbuh buahnya berwarna hijau pekat, jika jeruk nipis mulai matang warnanya akan berubah menjadi hijau cerah dan kandungan Vitamin C pada jeruk nipis sebesar 27 miligram dalam 100 gram. Jeruk Lemon (Citrus x Limon) jeruk ini banyak dikenal masyarakat untuk dibuat jus , akan tetapi jeruk lemon ini banyak juga yang
PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes Volume 2 No 2 Januari 2017 ISSN : 2476-8605 menggunakan nya sebagai hiasan minuman , jeruk lemon memiliki rasa yang asam dan terasa pahit memiliki bentuk lebih besar dari jeruk nipis dan kulit yang sedikit tebal memiliki kadar air yang lebih banyak jika di peras dan rasa nya segar oleh sebab itu masyarakat mengkonsumsinya dengan cara di jus, kandungan Vitamin C pada jeruk lemon sebesar 50 miligram dalam 100 gram jeruk lemon. Penelitian ini dilakukan dengan cara metode iodimetri. Metode iodimetri dilakukan dengan cara menimbang hasil perasan satu buah jeruk nipis dan jeruk lemon lalu menambahkan aquades sebagai pelarutnya dan menambahkan 1 ml indikator amilum 1% yang di titrasi menggunakan larutan Iodium (I2) 0,1 N. Iodimetri merupakan titrasi langsung antara analit dengan larutan I2.pada penetapan kadar Vitamin C, I2 mereduksi Vitamin C (Asam askorbat) menjadi asam dehidroaskorbat.Titik ekuivalen dalam titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi warna biru, yang menandakan bahwa vitamin C telah habis bereaksi denggan I2. KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan maka penulis berkesimpulan bahwa: 1. Kadar vitamin C rata-rata padajeruk nipis (citrus x aurantifolia) 0,26% dan rata-rata kadar vitamin C jeruk lemon (citrus x limon) adalah 0,60%, 2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar vitamin C padajeruk nipis (citrus x aurantifolia) dan jeruk lemon (citrus x limon), Hal ini dibuktikan berdasarkan uji statistika dengan metode 2- Independet sample testAsym sig. (2-tailed) < 0,05 (0,000 < 0,05)artinya H0 Ditolak dan H1 diterima. 1.2 Saran 1. Untuk masyarakat diharapkan mengkonsumsi buah jeruk nipis dan jeruk lemon ini sebagai sumber vitamin C, dan tidak hanya
PUBLICITAS Publikasi Ilmiah Civitas Akademika Politeknik Mitra Karya Mandiri Brebes Volume 2 No 2 Januari 2017 ISSN : 2476-8605 di gunakan sebagai bahan tambahan masakan dan hiasan minuman, khususnya pada jeruk lemon yang lebih tinggi kadar vitamin C nya dari pada pada jeruk nipis. 2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya, dapat melakukan penelitian pada macam-macam jenis jeruk lokal maupun jeruk import yang terkandung didalamnya baik itu vitamin A, B, lemak, protein dll. 3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode lain (Kromatigrafi)dan memilih jeruk yang masih segar dan tingkat kematangan yang sama. DAFTAR PUSTAKA Almatsier Sunita, (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Edi.B. (2016).Cara Crdas Mendulang Mendulang Emas dari Bertanam Jeruk.Depok: Akar Publishing. Evitadewi,D.W, (1990) Guna dan manfaat penanaman Jeruk dengan sistem paktis. Semarang : CV. ANEKA ILMU. Evitadewi.P.W. (2001).Cara Praktis Bertanam Jeruk, Semarang: CV.Aneka Ilmu Gandjar.G.I. (2012) Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR Kumalaningsih.S. (2007) Antioksidan Alami.Surabaya : Trubus Agrisarana. Muaris.J.H. (2013) Khasiat Lemon untuk kestabilan kesehatanJakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Naskah.D,T (2009) Memahami Vitamin & Mineral. Bandung: PT. SARANA ILMU PUSTAKA. Sarwono,B, (1994). Jeruk Nipis dan pemanfaatannya.Jakarta: PT Penebar Swadaya. Sudjadi.A.B. (2011) Analisis Kuantitatif Obat.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sunarjono,H.(2009). Berkebun 21 Jenis tanaman buah. Depok: Penebar Swadaya. Yuliarti,N, (2011). 1001 Khasiat Buah-Buahan. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
JURNAL INKUIRI ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 3, 2015 (hal 120-126) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains 120 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA SIMULATIF KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ANALISIS KUALITATIF KATION GOLONGAN 1 Rani Fathonah S1, Mohammad Masykuri2 dan Sulistyo Saputro3 1Magister Pendidikan Sains, FKIP, UNS Surakarta, 57126, Indonesia ranifa90@gmail.com 2Magister Pendidikan Sains, FKIP, UNS Surakarta, 57126,Indonesia mmasykuri@yahoo.com 3Magister Pendidikan Sains, FKIP, UNS Surakarta, 57126,Indonesia sulistyo68@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil dari proses pengembangan multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis kualitatif kation golongan I; (2) kelayakan multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis kualitatif kation golongan I; (3) efektivitas penggunaan multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis kualitatif kation golongan I. Penelitian pengembangan multimediamenggunakan prosedur R&D menurut Borg & Gall yang telah dimodifikasi menjadi 9 tahapan yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan informasi; (2) perencanaan; (3) pengembangan draf produk; (4) uji coba lapangan awal; (5) revisi hasil uji coba; (6) uji coba lapangan; (7) revisi produk hasil uji lapangan; (8) uji pelaksanaan lapangan dan (9) revisi produk akhir. Analisis data yang digunakan selama pengembangan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pengembangan multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing telah dilaksanakan melalui prosedur R&D dan telah direvisi berdasarkan saran dan masukan dari validator dan praktisi serta telah diujicobakan kepada siswa pada uji coba skala kecil, menengah dan luas; (2) kelayakan produk dikategorikan sangat baik dan sangat layak digunakan dengan persentase penilaian 86% dari validator dan 87% berdasarkan penilaian praktisi; (3) produk yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan prestasi belajar aspek kognitif dan afektif. Kata Kunci: multimedia simulatif, inkuiri terbimbing, dan analisis kualitatif kation golongan I Pendahuluan Era globalisasi sekarang ini menuntut adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bersamaan dengan hal itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Keberhasilan mutu pendidikan di sekolah salah satunya bisa dilihat dari pemenuhan delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) melalui angket. Hasil angket yang diujikan di SMK Bhakti Mulia Wonogiri pada tanggal 20 Januari 2014 menunjukkan bahwa pemenuhan SNP hanya sebesar 80,86% sehingga persentase kesenjangan antara skor ideal dengan skor implementasinya sebesar 19,14%. Berdasarkan hasil angket tersebut juga dapat diketahui kesenjangan yang paling besar terdapat pada standar proses sebesar 5,26%, oleh karenanya pada standar tersebut perlu dilakukan pembenahan. Dari hasil observasi, penyebab kesenjangan dalam standar proses disebabkan oleh beberapa hal, antara lain karena proses pembelajaran yang masih berorientasi pada produk, dalam hal ini siswa dituntut menguasai materi tanpa diberikan pemahaman konsep, misalnya saja dengan cara menghafal. Materi pembelajaran yang diperoleh dengan cara menghafal akan lebih mudah terlupakan oleh siswa, sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang terjadi cenderung teacher centered, sehingga proses pembelajaran kurang optimal. Pembelajaran yang tidak memberikan pengalaman belajar menjadikan siswa
JURNAL INKUIRI ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 3, 2015 (hal 120-126) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains 121 cenderung pasif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan sains. Hal ini diperkuat dengan hasil survey Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012, yang menginformasikan bahwa kemampuan sains di Indonesia berada pada peringkat ke 64 dari 65 negara peserta dengan skor 382 yang mana nilai tersebut berada di bawah rata-rata nilai standar dari PISA yakni 501 (www.oecd.org/pisa), oleh karenanya kemampuan sains termasuk juga pelajaran kimia dapat ditingkatkan dengan perubahan cara belajar sains yakni berorientasi pada proses, produk dan sikap. Pendidikan sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Permendikbud (2013), kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian atau biasa disebut discovery/inquiry learning. Salah satu cabang ilmu sains yang berperan sebagai central science adalah ilmu kimia. Kimia sebagai salah satu ilmu dasar memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan jawaban atas suatu masalah yang telah banyak dikaji oleh cabang ilmu lain. Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kesehatan, mata pelajaran kimia khususnya pada mata pelajaran kimia analitik sangatlah penting. Hal ini dikarenakan materi pada kimia analitik digunakan untuk menentukan berbagai unsur atau senyawa dalam sampel seperti air, darah, urin, dan lainnya, akan tetapi berdasarkan analisis kebutuhan dapat diketahui persentase siswa yang menganggap pelajaran kimia analitik adalah pelajaran yang tidak menarik sebesar 77% dan pelajaran yang sulit sebesar 93%. Pada kenyataannya, ketika proses kegiatan belajar mengajar (KBM) khususnya mata pelajaran kimia analisis/kimia analitik, guru sering mengalami kesulitan menyampaikan materi yang dikarenakan materi yang bersifat fakta, mengandung banyak konsep dan prosedural sehingga pesan yang disampaikan guru sulit diterima oleh siswa. Hal tersebut berdampak pada pemahaman siswa.Siswa menjadi kurang paham sehingga nilai yang didapat pun cenderung rendah. Hal ini dapat terbukti dari nilai ulangan harian yang menunjukkan bahwa persentase anak yang mencapai KKM sebesar 31%. Hal tersebut diperparah dengan kurang optimalnya penggunaan media pada proses pembelajaran. Menurut hasil wawancara guru, salah satu materi yang sulit diajarkan adalah materi analisis kualitatif. Hasil belajar pada materi ini cenderung rendah, 69% siswa yang mencapai nilai KKM. Hal tersebut diperkuat dengan hasil angket kebutuhan yang disebarkan pada 30 siswa SMK Bhakti Mulia Wonogiri yang menunjukkan bahwa 53,33% siswa memilih materi analisis kualitatif sebagai materi yang sulit dimengerti. Hal ini disebabkan karena pada materi ini bersifat fakta, mengandung banyak konsep dan prosedural, terlebih berupa persamaan reaksi kimia, oleh karenanya akan tepat jika dijelaskan dengan media berbantu komputer ataupun simulasi. Hal ini sesuai dengan pemilihan media menurut isi pelajaran dimana komputer atau simulasi memberikan persentase tinggi kecocokan media dengan isi pelajaran yang bersifat fakta, mengandung banyak konsep dan prosedural (Arsyad, 2013). Materi analisis kation dapat divisualisasikan dengan menggunakan multimedia simulatif agar siswa mudah memahami materi. Salah satu contoh media berbantu komputer adalah multimedia dengan menggunakan aplikasi Macromedia Flash. Menurut Munir (2013), multimedia dapat mengembangkan kemampuan indera dan menarik perhatian serta minat. Berdasarkan kenyataan di lapangan, siswa lebih tertarik dengan media yang tidak hanya menampilkan tulisan saja tetapi disertai gambar, suara dan animasi gerak. Solusi dari permasalahan tersebut, maka diperlukan pemanfaatan komputer untuk membuat multimedia. Menurut Sunardi dan Stefanus (2010), pembelajaran dengan multimedia terbukti dapat menarik perhatian siswa karena adanya kombinasi dari berbagai aspek sehingga media terasa lebih hidup. Hal ini juga didukung oleh prinsip pembelajaran sekarang ini yakni memanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran (Permendikbud, 2013). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin lama akan semakin maju untuk dapat mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
JURNAL INKUIRI ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 3, 2015 (hal 120-126) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains 122 teknologi dalam proses belajar (Kuhlthau et. al., 2010). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengembangan multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis kualitatif kation golongan 1. Tujuan dari pengembangan produk ini untuk mengetahui: 1) proses pengembangan multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis kualitatif kation golongan 1, 2) kelayakan produk multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis kualitatif kation golongan 1, dan 3) efektivitas produk multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis kualitatif kation golongan 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Bhakti Mulia Wonogiri, yang beralamat di Desa Joho Lor RT 02 RW 05 Giriwono, Kecamatan Wonogiri, Jawa Tengah. Waktu pelaksanaannya adalah bulan Januari 2014 hingga bulan Januari 2015. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan atau biasa disebut research and development (R&D). Menurut Borg dan Gall (1983), pengembangan berbasis penelitian yaitu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa media pembelajaran dalam bentuk multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis kation golongan pertama (I). Penelitian pengembangan ini mengacu pada model R&D Borg&Gall (1983) yang dimodifikasi sampai pada tahap ke sembilan. Sumber data pada penelitian ini berupa data validasi, data uji coba awal, data uji coba utama, dan data uji coba operasional. Tahapan R&D yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Penelitian dan pengumpulan data (Research and information collection). Tahapan ini adalah proses meneliti dan mengumpulkan informasi tentang kebutuhan pengembangan. Sebagai bentuk penelitian yang menggunakan desain deskriptif, penulis melakukan ekplorasi dengan mengumpulkan data deskriptif sebanyak mungkin dan menuangkannya dalam bentuk laporan dan uraian. 2) Perencanaan (Planning). Pada tahapan ini dilakukan penentuan konsep dari media pembelajaran yang akan dikembangkan dengan cara memasukkan sintaks inkuiri terbimbing di dalamnya. 3) Pengembangan draft produk (Develop preliminary form of product). Pada tahap ini dilakukan dengan membuat naskah pengembangan media. Desain media yang dirancang dalam bentuk naskah kemudian dikembangkan yang terdiri dari objek-objek yang akan digunakan dalam pembuatan media pembelajaran seperti narasi, text, animasi, simulasi dan suara menggunakan software Macromedia Flash CS4. Pada tahapan ini rancangan produk (draft) ditelaah oleh validasi ahli, yakni ahli materi, multimedia dan praktisi. Validator diminta untuk memberikan saran, komentar, kritik dan penilaian terhadap produk yang telah dikembangkan dengan cara mengisi angket penilaian produk yang telah disiapkan. 4) Uji coba lapangan awal (Preliminary field testing). Jika rancangan produk sudah dikatakan baik kelayakannya menurut 3 validator tadi maka dilakukan pengujian awal produk di lapangan dengan menyebar produk dan diuji cobakan pada siswa dengan skala kecil (jumlah subyek 6-12). Siswa diminta melakukan penilaian dan komentar terhadap produk. 5) Revisi hasil uji coba (Main product revision). Berdasarkan tahapan nomor 4, produk direvisi/dilakukan perbaikan jika memang terdapat saran perbaikan dari siswa. Revisi dilakukan ketika pengembangan media yang dibuat masih terdapat kekurangan. 6) Uji coba lapangan (Main field testing). Pada tahapan ini dilakukan uji coba yang lebih luas pada 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif prestasi sebelum dan sesudah menggunakan multimedia dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan dibandingkan dengan kelompok pembanding. Uji coba luas ini dilakukan dengan menggunakan desain eksperimen. Uji ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas
JURNAL INKUIRI ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 3, 2015 (hal 120-126) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains 123 produk yang telah dikembangkan dalam pembelajaran. 7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (Operational product revision). Inti dari tahapan ini adalah menyempurnakan produk hasil uji lapangan berdasarkan masukan dan saran dari angket respon siswa, kemudian multimedia kembali direvisi untuk meningkatkan kualitas dan kelayakan produk. 8) Uji pelaksanaan lapangan (Operational field testing). Uji pelaksanaan lapangan dilaksanakan dengan melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Data kuantitatif dan kualitatif juga dikumpulkan. Pengujian dilakukan melalui angket respon siswa untuk memberi masukan demi kesempurnaan produk. 9) Penyempurnaan produk akhir (Final product revision). Berdasarkan hasil uji pelaksanan lapangan maka dilakukan perbaikan produk operasional. Hasil revisi akhir inilah yang disebut produk akhir. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi, wawancara, angket, dan tes. Analisis yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data yang bersifat kualitatif. Sebelum dianalisis, dilakukan proses kuantifikasi data dari kuesioner selanjutnya data tersebut dianalisis secara kualitatif. Data hasil wawancara dan dokumentasi dianalisis dengan analisis kualitatif dan hasil tes dianalisis secara kuantitatif. Penentuan kriteria penilaian terhadap media pembelajaran yang telah dikembangkan dilakukan berdasarkan kriteria seperti yang digunakan oleh Sugiyono (2010) berdasarkan angket rating scale. Apabila hasil persentase ≥61%, produk baik digunakan dalam proses pembelajaran, dan untuk analisis hasil tes menggunakan uji-t guna mengetahui keefektifan dari produk yang dikembangkan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil observasi tahap pengumpulan informasi, dapat diketahui kesenjangan yang cukup besar pada proses sebesar 5,26%, penyebab kesenjangan dalam standar proses disebabkan oleh beberapa hal, antara lain karena proses pembelajaran yang masih berorientasi pada produk, dimana siswa dituntut menguasai materi tanpa diberikan pemahaman konsep, misalnya saja dengan cara menghafal. Materi pembelajaran yang diperoleh dengan cara menghafal akan lebih mudah terlupakan oleh siswa, sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi siswa. Terlebih kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat teacher-centered yakni pembelajaran yang bersifat satu arah. Metode pembelajaran yang diterapkan masih bersifat konvensional dimana siswa langsung diberi konsep dengan memperhatikan dan mendengarkan apa yang dijelaskan guru, tanpa siswa mengalami pengalaman belajar. Pengalaman belajar yang dimaksud menurut Depdiknas (2009) merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Berdasarkan angket analisis kebutuhan, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam belajar kimia dan mengganggap pelajaran tersebut tidak menarik. Penyebab ini menjadikan siswa cenderung tidak menyukai mata pelajaran kimia. Ilmu kimia memiliki karakteristik, yaitu (1) bersifat abstrak, (2) penyederhanaan dari keadaan sebenarnya, (3) berurutan dan berjenjang. Karakteristik inilah yang membuat ilmu kimia merupakan salah satu ilmu yang sulit untuk dipelajari oleh siswa, sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang berfungsi untuk mengkonkritkan konsep-konsep kimia yang bersifat abstrak tersebut. Salah satu cabang mata pelajaran kimia yang ada di SMK Kesehatan adalah kimia analitik.Salah satu materi pada mata pelajaran tersebut adalah materi analisis kualitatif yang bersifat fakta, mengandung banyak konsep dan prosedural. Sesuai dengan pemilihan media menurut isi pelajaran dimana komputer atau simulasi memberikan persentase tinggi kecocokan media dengan isi pelajaran yang bersifat fakta, mengandung banyak konsep dan prosedural (Arsyad, 2013) maka materi analisis kation dapat divisualisasikan dengan menggunakan multimedia simulatif agar siswa mudah memahami materi. Selain itu penggunaan media diharapkan dapat membuat siswa tertarik untuk belajar. Hal ini berdasarkan pernyataan Munir (2013) bahwa multimedia dapat mengembangkan kemampuan indera dan menarik perhatian serta minat. Pembelajaran dengan multimedia terbukti dapat menarik
JURNAL INKUIRI ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 3, 2015 (hal 120-126) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains 124 perhatian siswa karena adanya kombinasi dari berbagai aspek baik suara, animasi, dan warna yang berbeda-beda sehingga media terasa lebih hidup. Berdasarkan data yang didapat tersebut dilakukan perencanaan pembuatan produk. Kegiatan yang dilakukan adalah merancang prototype produk yang di dalamnya termuat desain flowchart dan story board pengembangan multimedia. Produk yang dikembangkan berupa multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis kualitatif kation golongan I. Perencanaan dimulai dengan menterjemahkan tujuan pembelajaran atau pokok bahasan serta waktu yang dibutuhkan di tiap-tiap pokok bahasan, mengurutkan unit bahasan sesuai tujuan pembelajaran, merancang story board desain multimedia yang akan dikembangkan, dan mengumpulkan materi analisis kualitatif dari berbagai sumber untuk memperoleh gambaran hal apa saja yang akan dimasukkan dalam media pembelajaran. Multimedia yang dikembangkan didesain dengan mengintegrasikan tahapan inkuiri terbimbing didalamnya. Tahapan inkuiri terbimbing menurut Sanjaya (2009) terdiri dari orientasi, perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis, dan perumusan kesimpulan. Draft awal ini selanjutnya divalidasikan kepada 3 orang validator sebagai ahli materi, ahli media, dan praktisi. Penilaian yang didapat dari validasi ahli materi didapatkan sebesar 84%, ahli media sebesar 88%, dan praktisi sebesar 87%.Ketiga penilaian ini masuk dalam kategori sangat baik. Produk pengembangan direvisi berdasarkan masukan dari validator. Produk selanjutnya diujicobakan pada uji coba awal, uji coba lapangan, dan uji pelaksanaan lapangan. Pada setiap akhir uji coba, siswa memberikan penilaian dan masukan dengan mengisi angket respon siswa. Penilaian siswa terhadap produk yang dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 3. Tabel 1. Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil No Aspek Penilaian Skor (%) Kategori 1 Pembelajaran 87 Sangat Baik 2 Materi 82 Sangat Baik 3 Media 86 Sangat Baik Rerata 85 Sangat Baik Revisi hasil uji coba skala kecil selain dari saran yang diberikan siswa, dilihat dari capaian rata-rata tiap aspek. Berdasarkan Tabel 4.6, aspek pembelajaran memiliki persentase ketercapaian paling tinggi yakni sebesar 87%. Hal ini berarti penggunaan produk multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing dapat menunjang siswa dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Munir (2013) bahwa multimedia sangatlah efektif untuk menjadi alat yang lengkap dalam proses pengajaran dan pembelajaran karena multimedia dapat menyajikan informasi yang dapat dilihat, didengar dan dilakukan. Secara keseluruhan, produk multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing memiliki persentase ketercapaian sebesar 85% yang berarti produk sangat baik dan sangat layak digunakan untuk tahapan selanjutnya. Tabel 2. Hasil Penilaian Uji Coba Skala Menengah No Aspek Penilaian Skor Siswa (%) Kategori 1 Pembelajaran 78 Baik 2 Materi 80 Baik 3 Media 83 Sangat Baik Rerata 80 Baik Pada uji coba skala menengah, kelayakan multimedia yang telah dikembangkan diujikan kepada 25 siswa kelas eksperimen. Berdasarkan Tabel 2, aspek media memiliki persentase ketercapaian paling tinggi yakni sebesar 83%. Hal ini berarti produk multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing mendapat respon positif dari siswa. Poin tertinggi yang didapatkan pada aspek media adalah poin pembelajaran menggunakan media yang sesuai perkembangan zaman. Hal ini terbukti bahwa siswa juga menghendaki adanya media yang sesuai perkembangan zaman yang berbasis teknologi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kuhlthau et. al, (2010) bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin lama akan semakin maju untuk dapat mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Hasil angket kelayakan produk ini diperoleh persentase nilai sebesar 80% dengan kategori baik dan layak untuk digunakan.
JURNAL INKUIRI ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 3, 2015 (hal 120-126) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains 125 Tabel 4.19. Hasil Penilaian Uji Coba Skala Luas No Aspek Penilaian Skor (%) Kategori 1 Pembelajaran 80 Baik 2 Materi 82 Sangat Baik 3 Media 85 Sangat Baik Rerata 82 Sangat Baik Dari ketiga aspek tersebut pada penilaian uji coba skala luas, aspek yang memiliki persentase ketercapaian paling tinggi yakni pada aspek media sebesar 85%. Hal ini berarti produk multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing juga mendapat respon positif dari siswa. Berdasarkan tahapan uji coba skala menengah dan luas didapatkan data berupa hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa yang diambil meliputi data hasil belajar kognitif dan afektif. Pada tabel menunjukkan bahwa pada penilaian kognitif dan afektif kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada kelas base line. Hasil belajar kognitif dan afektif siswa yang telah diketahui berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang homogen, selanjutnya efektivitas pembelajaran kedua kelas diukur dengan menggunakan uji t dua sampel tidak berhubungan (Independent Samples t-test). Hasil analisis uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif dan afektif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas base line. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Strom (2012) yang menunjukkan bahwa metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan mengembangkan ketrampilan proses yaitu ketrampilan melakukan pengamatan, bertanya dan berkomunikasi. Barbara dan Allen (2007) menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan konseptual pemahaman. Hal tersebut dikarenakan siswa cenderung lebih tertarik dan belajar lebih baik. Hal tersebut juga diperkuat oleh penelitian Zehra dan Nermin (2009), bahwa inkuiri terbimbing yang merupakan kegiatan ilmiah terbukti efektif untuk mengembangkan sikap siswa terhadap ilmu pengetahuan dan pengajaran ilmu pengetahuan. Bilgin menyatakan bahwa untuk mengajarkan konsep pendekatan secara tradisional tidak cukup efektif. Hal ini dikarenakan siswa tidak cukup untuk mendefinisikan dan menghafal urut-urutan konsep serta menghubungkan antar konsep. Kesimpulan dan Rekomendasi Berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang pengembangan multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi analisis kation golongan I untuk kelas X, dapat disimpulkan bahwa: 1) Hasil akhir langkah pengembangan produk melalui prosedur R&D adalah tersusunnya multimedia simulatif kimia yang telah direvisi berdasarkan saran dan masukan dari validator dan praktisi serta telah diujicobakan kepada siswa pada uji coba skala kecil, menengah dan luas. 2) Kelayakan produk yang dikembangkan dikategorikansangat baik dengan persentase ketercapaian skor sebesar 86% berdasarkan penilaian dari validator, dan 87% berdasarkan penilaian praktisi. Produk yang dikembangkan dikatakan baik dan layak digunakan dalam pembelajaran berdasarkan angket respon siswa dengan persentase 85% pada saat uji coba awal, 80% pada saat uji coba lapangan skala menengah, 82% pada saat uji coba pelaksanaan lapangan skala luas. 3) Produk yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan prestasi belajar aspek kognitif dan afektif. Berdasarkan kesimpulan maka peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut: 1. Saran untuk guru Sebelum menggunakan multimedia simulatif kimia berbasis inkuiri terbimbing, hendaknya guru memahami model pembelajaran inkuiri terbimbing dan karakteristik siswa terlebih dahulu, agar hasil yang diperoleh dapat maksimal. 2. Saran untuk peneliti Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya yang sejenis dengan materi yang berbeda. Selain itu, penelitian pengembangan dapat dilanjutkan pada tahap diseminasi atau penyebarluasan produk. 3. Saran untuk siswa Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, siswa hendaknya memanfaatkan seoptimal mungkin fasilitas yang dimiliki untuk mendukung pembelajaran.
JURNAL INKUIRI ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 3, 2015 (hal 120-126) http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains 126 Daftar Pustaka Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Barbara, AG. dan Allen, MS. 2007. Incorporating Guided-Inquiry Learning into the Organic Chemistry Laboratory. Journal of Chemical Education 84(5):848-851. Bilgin, I. 2009. The Effect of Guided Inquiry Instruction Incorporating a Cooperative Learning Approach on University Student’s Achievement of Acid Bases Concepts and Attitude toward Guided Inquiry Instruction. Scientific Research and Essay 4(10): 1038-1046. Borg, WR dan Gall, MD. 1983. Educational Research. New York and London: Longman Inc. Depdiknas. 2009. Analisis Butir Soal. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum Kuhlthau, CC., Maniotes, LK., dan Caspari, AK. 2010. Guided Inquiry Design: A Framework for Inquiry in Your School. The Journal of the New Members Round Table 4(1): 36-40. Munir. 2013. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Permendikbud. 2013. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Storm, RK. 2012. Using Guided Inquiry to Improve Process Skills and Content Knowledge in Primary Science. Thesis. Montana: Montana State University. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunardi dan Stefanus, S. 2010. Multimedia Pembelajaran Tata Surya dengan Pendekatan Inkuiri bagi Kelas X SMK. Jurnal Teknologi Informasi 6(1): 45-52. Zehra, O and Nermin, B. 2009.The Effect of a Guided Inquiry Method on Pre-service Teachers’ Science Teaching Self-Efficacy Beliefs. Journal of Turkish Science Education 6(2):24-42.
JurnalIlmiahFarmasi15(1)Januari-Juli2019,12-19ISSN:1693-8666availableathttp://journal.uii.ac.id/index.php/JIF12AnalysisofDiclofenacasdrugchemicalinjamuforrheumatismsoldinMataramcityAnalisiskandunganbahankimiaobatNatriumDiklofenakdalamjamupegallinuyangdijualdiKotaMataramElliyaRosyada1*,HandaMuliasari1,EmmyYuanita21ProgramStudiFarmasi,FakultasKedokteran,UniversitasMataram2ProgramStudiKimia,FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam,UniversitasMataram*Correspondingauthor.Email:elliyarosyada@gmail.comAbstractBackground:Qualitativeandquantitativeanalyseshavebeencarriedoutontensamplesofherbalmedicine(jamu)forrheumatisminMataram.Objective:Thisstudyaimedtoanalyzethecontentofdiclofenacsodiumasdrugchemicalsinherbalpreparationsforrheumatism.Diclofenacsodiumisdrugchemicalscommonlyfoundinherbalmedicineforrheumatismtoprovideapainrelievereffect.Methods:Themethodusedinthequalitativeanalysiswasthinlayerchromatography(TLC)withethylacetatep.a:n-hexanep.a(7:3)asthemobilephase,andthequantitativeanalysisusedtheUV-Visspectrophotometry.Results:TheresultsofthequalitativeanalysisshowedthatthreesamplesofherbalmedicinewereidentifiedaspositivebecausetheRFvaluewassimilartothestandarddiclofenacsodiumof0.600.Thequantitativeanalysisofdiclofenacsodiumfoundλmaxof276nm.Thelinearequationatr=0.994wasy=0.038x-0.011.Thecalculatedconcentrationsofdiclofenacsodiuminthreepositivesampleswere135.1982mg,110.0334mg,and6.0968mg.Conclusion:Thequalitativeandquantitativeanalysesshowedthatthreeoutoftensamplesofherbalmedicineforrheumatismcontaineddrugchemicalsofdiclofenacsodiumthatwasbannedfrombeingaddedtoherbalmedicine.Keywords:Reumathicherbals,Diclofenacsodium,TLC,UV-VisspectrophotometerIntisariLatarbelakang:TelahdilakukanpenelitiantentanganalisiskualitatifdankuantitatifpadasepuluhsampeljamupegallinuyangberedardikotaMataram.Tujuan:Penelitianinibertujuanuntukmenganalisiskandunganbahankimiaobat(BKO)natriumdiklofenakdidalamsediaanjamupegallinu.NatriumdiklofenaktermasukBKOyangbanyakditemukandalamsediaanjamupegallinuuntukmemberikanefekperedanyeri.Metode:Metodeyangdigunakanpadaanalisiskualitatifadalahkromatografilapistipis(KLT)denganfasegeraketilasetat:n-heksana(7:3)dananalisiskuantitatifmenggunakanspektrofotometriUV-Vis.Hasil:HasilanalisiskualitatifyaitutigasampeljamuteridentifikasipositifyangditunjukkandengankesamaannilaiRFsampeljamudibandingkanstandarnatiumdikolfenakyaitu0.600.Hasilanalisiskuantitatifnatriumdiklofenakpadadidapatλmaks=276nm.Persamaanlinierpadanilair=0.994yaituy=0.038x–0,011.Hasilperhitungankadarnatriumdiklofenakpadatigasampelpositif,yaitu135.1982mg,110.0334mg,dan6.0968mg.Kesimpulan:AnalisiskualitatifdankuantitatifmenunjukkantigadarisepuluhsampeljamupegallinumengandungBKOnatriumdiklofenakyangdilarangkeberadaannyadalamsediaanjamu.Katakunci:Jamupegallinu,natriumdiklofenak,KLT,SpektrofotometerUV-Vis
13|ElliyaRosyada,dkk/JurnalIlmiahFarmasiVol15(1)Januari-Juli2019,12-191.PendahuluanJamuadalahprodukobattradisionalIndonesiayangtelahdigunakansecaraturun-menurununtukmenjagakesehatan.Umumnyajamudibuatdaribahan-bahanalami,berupabagiandaritumbuhandanhewan(Kartika,2016).DiIndonesiaPelayananKesehatanTradisional(Yankestrad)digunakanoleh89.753dari294.962(30,4%)rumahtanggadiIndonesia.PenggunaanYankestradkhususnyajamuyangdisebabkanolehbeberapafaktorantaralain:faktorharga,ketersediaanproduk,minimefeksamping,sertaadanyatrenbacktonatureyangmengakibatkanmasyarakatsemakinmenyadaripentingnyapenggunaanbahanalamibagikesehatan(KemenkesRI,2010).Penggunaanjamuyangsemakinlamasemakinmeningkatmenyebabkanbeberapaprodusenjamumenambahkanbahankimiaobat(BKO)kedalamprodukjamu.TujuanpenambahanBKOuntukmemberikanefekterapiyanglebihmaksimalsehinggaprodukyangdihasilkanlebihlakudipasaran.BerdasarkandataBPOMtahun2015terdapat54merekjamuyangmengandungbahankimiaobat(BPOM,2015).Halinikarenasuatusediaanjamutidakbolehmengandungbahankimiaobatatauhasilsintesisyangmemilikikhasiatsebagaiobat(Permenkes,2012).JamuyangbiasanyaditambahkanBKOantaralainprodukjamupegallinu,rematik,sesaknapas,masukangindansuplemenkesehatan.Bahan-bahankimiaobatyangdigunakanmeliputimetampiron,natriumdiklofenak,fenilbutazon,deksametason,allopurinol,CTM,sildenafilsitrat,tadalafildanparasetamol.Jamuyangmengandungbahan-bahankimiatersebutakanmenimbulkanefeksampingsepertitimbulrasatidaknyamanpadasalurancerna,mual,diare,terkadangpendarahandantukak,reaksihipersensifitasterutamaangioedemadanbronkospasme,sakitkepala,pusing,vertigo,gangguanpendengaran,fotosensifitasdanhematuria(www.pom.go.id,2006).MasyarakatdiharuskanlebihselektifdalammemilihobattradisionalterutamaobatyangtidakmemilikinomorizinedardariBPOM,untukituperludilakukanidentifikasikandunganBKOdalamjamuagarjamuyangdikonsumsimasyarakatmerupakanprodukjamuyangberhasiatdanaman.PenelitibermaksudmemberikontribusidalampengawasanprodukjamudengancaramelakukanpenelitiananalisiskandungannatriumdiklofenakdalamjamupegallinuyangberedardiKotaMataram.2.Metodologipenelitian2.1.TeknikpengumpulansampelSepuluhsampeljamupegallinuyangberedardiKotaMataramdidiambilmenggunkanteknikpurposivesampling.Tempatpengambilansampeldilakukanpadatokoobatberizin,tokoobattakberizin,danjamugendongyangtersebardiKotaMataram.Kriteriasampelyangdigunakan
14|ElliyaRosyada,dkk/JurnalIlmiahFarmasiVol15(1)Januari-Juli2019,12-19adalahjamuyangdiindikasikansebagaiobatpegallinu,jamuyangberasaldariIndonesia,memilikinomorregistrasiBPOM,danmemilikihargaantaraRp1000,-sampaiRp10.000,-.2.2.PreparasisampelanalisiskualitatifSampeljamupegallinuditimbangsebanyak1gram,kemudiandiekstraksidenganmetodemaserasimenggunakanpelarutetanol96%sebanyak50mL.Hasilekstraksidisaringdengankertassaringdandiuapkanpadasuhukamarhinggaterbentukekstrakkental.Ekstrakyangtelahkeringkemudianditambahkanetanol96%sebanyak10mLdandisaringkembalimenggunakankertassaring.2.3.PengujianmenggunakanKLTSampeldannatriumdiklofenakditotolkanpadaplatKLT.Kemudiandimasukkankedalambejanapengembangyangberisifasegerakcampuran,yaituetilasetat:n-heksana(7:3).PlatKLTyangtelahsampaibatasatasdikeluarkandaribejanapengembangdanbiarkanfasegerakmenguapterlebihdahulu.Amatibercaknodapadamasing-masinglempengdenganmenggunakanlampusinarultraviolet(UV)254nmdanhitungnilaiRetardationfactor(Rf).NilaiRfdarisampeldibandingkandengannilaiRfdarilarutanstandarnatriumdiklofenak.2.4Analisiskuantitatif2.4.1PembuatanlarutanbakuStandarnatriumdiklofenakditimbang50mg,dimasukkandalamgelaskimiadanditambahkan10mLaquadessetelahlarutkemudiandimasukkankedalamlabuukur50mLdantambahkanaquadessampaitandabatassehinggaterbentuklarutannatriumdiklofenak1000ppm.Larutaninikemudiandiencerkandengancaramengambil1mL,kemudiandimasukkankedalamlabuukur10mLdantambahkanaquadeshinggatandabatas.Larutannatriumdiklofenak100ppminidijadikansebagailarutanstok.2.4.2PenetapanpanjanggelombangserapanmaksimumLarutanstokdiambilsebanyak2mLdandimasukkankedalamlabuukur10mL,kemudiantambahkanaquadessampaitandabatassehinggaterbentuklarutannatriumdiklofenak20ppm.Larutaninidiukurserapannyapadapanjanggelombang260-290nmuntukmengetahuipanjanggelombangmaksimum.2.4.3PembuatankurvabakuLarutanstokdiambil1;1,2;1,4;1,6dan1,8mLkemudianlarutandimasukkankedalamlabuukur10mLdanditambahaquadessampaibatastanda.Larutan-larutanyangterbentukdibacaserapannyapadapanjanggelombangmaksimumdandihitungpersamaangarisregresidankoefisienkorelasi.2.4.4PenetapankadarsampelProdukjamupegallinuditimbangsebanyak50mg,kemudianserbukdilarutkandalamaquadessampai50mL(kadar1000ppm).Larutansampel1000ppmdiambil25mLkemudianlarutan
15|ElliyaRosyada,dkk/JurnalIlmiahFarmasiVol15(1)Januari-Juli2019,12-19dimasukkankedalamlabutakar50mLdantambahkanAquadeshinggatandabatas.LarutansampeldiukurabsorbansinyapadaspektrofotometerUV-Vissesuaidenganpanjanggelombangmaksimalsudahditentukan.Dataabsorbansiyangdidapatdimasukkankedalampersamaankurvabakuuntukmendapatkankadarnatriumdiklofenakdalamsampel.Dilakukanpengulangansebanyak3kali(Amaliaetal.,2012).2.5AnalisisdatakuantitatifKadarnatriumdiklofenakdarisampeljamudiketahuiberdasarkanpersamaankurvabakuy=bx+a,denganynilaiabsorbansidanxadalahkadarterukur.Nilaix×volumesampel×faktorpengencerandigunakanuntukmengetahuikadarnatriumdiklofenakdarisampelyangditimbang.LanjutkanperhitunganuntukmengetahuikadarNatriumdiklofenak(na.diklofenak)dalam1kemasanjamuyangberedardipasarandenganrumussebagaiberikut:(1)Keterangan:A=bobotnatriumdiklofenakdalamsampelB=bobot1kemasansampeljamupegallinuC=bobotsampelyangditimbang3.Hasildanpembahasan3.1AnalisiskualitatifkandungannatriumdiklofenakAnalisiskualitatifdilakukandenganmenggunakanmetodekromatografilapistipis(KLT)untukmengetahuiadanyakandungannatriumdiklofenakdalam10sampeljamupegallinuyangberedardiKotaMataram.Metodeinidipilihkarenasederhanadalampengerjaannyadanefektifdigunakanuntukanalisissecarakualitatif.Eluenyangdigunakanpadapenelitianiniadalahkombinasietilasetat:n-heksana(7:3).Etilasetatmemilikititikdidih77°Cdann-heksanmemilikititikdidih69°C.EtilasetatbersifatpolarsedangkanN-heksanbersifatnon-polarsehinggapadaperbandinganeluen7:3terbentukeluenyangbersifattidakterlalupolar.ElueninidianggaptepatkarenanatriumdiklofenakbersifatpolarsehinggapadasaatdielusidenganeluenyangtidakterlalupolarakanmembentukspotyangbaikdengannilaiRfantara0.2-0.8(Gandjar&Rohman,2017).HasilanalisiskualitatifpadapenelitianiniditampilkanpadaTabel1.SampeldengankodeS3,S4,danS7memilikinilaiRfyangmendekatidenganstandarnatriumdiklofenakberturut-turutmemilikiRf0,7312dan0,7312,dan0.5938.KedekatannilaiRfinimengindikasikanadanyakandunganobatpadasampelsediaanjamutersebut,sehinggaberadarkanhasilanalisiskualitatifdilanjutkanpengukurankadarsampelsediaanjamutersebutdenganmetodekuantitatif.
16|ElliyaRosyada,dkk/JurnalIlmiahFarmasiVol15(1)Januari-Juli2019,12-19Tabel1.HasilanalisiskualitatifkandungannatriumdiklofenakdalamsampeljamupegallinuKeterangan:Retardationfactor(Rf),ReferenceStandart(Rstd),Natriumdiklofenak3.2AnalisiskuantitatifkandungannatriumdiklofenakPadaanalisiskuantitatifmenggunakaninstrumenspektrofotometriUV-Vis.MetodeinidipilihkarenanatriumdiklofenakmemilikimemilikiguguskromoforatauikatanrangkapterkonjugasisehinggamampumenyerapsinarUV.SelainitunatriumdiklofenakjugamemilikigugusC=Oyangmerupakangugusfungsionaldenganelektronbebassehinggaakanmenimbulkantransisinkeπ*.Terikatnyagugusausokrompadaguguskromoformengakibatkanpergeseranpitaabsorbansikepanjanggelombangyanglebihbesar(pergeseranbatokromik)disertaipeningkataninstensitas(efekhiperkromik)(Gandjar&Rohman,2017).Tahapananalisiskuantitatifsebagaiberikut:3.2.1Penentuanpanjanggelombangmaksimum(λmaks)Langkahpertamapadaanalisiskuantitatifadalahmencaripanjanggelombangmaksimum(λmaks).Panjanggelombangmaksimumadalahpanjanggelombangdariabsorbansimaksimal.Penentuanλmaksdiperlukanuntukmendapatkannilaiabsorbansiyangmemberikansensitifitaspengukurantertinggisehinggahasilyangdiperolehmemilikiakurasiyangbaik.Penentuanλmaksdilakukandengancaramengukurabsorbansistandarnatriumdiklofenakpadakonsentrasi20ppmdenganpanjanggelombang260-290nm.PadaGambar4.1dapatdilihatpanjanggelombangmaksimaladalah276nmdenganabsorbansi0.7071.NilaipanjanggelombanginisamadenganhasilyangdiperolehKhaskhelietal.(2009),yangmengukurnatriumdiklofenakpadakonsentrasi30ppm.KodeSpotHasilIdentifikasiNilaiRfNilaiRstdKeteranganStandarnatriumdiklofenak0.6000S10.23130.3855-S20.61880.8525-S30.73121.0086+S40.73121.0086+S50.83751.4742-S60.93751.6502-S70.59381.0452+S80.83751.6542-S90.85631.6913-S100.86251.7035-
17|ElliyaRosyada,dkk/JurnalIlmiahFarmasiVol15(1)Januari-Juli2019,12-19Gambar1.Grafikpanjanggelombangmaksimum3.2.2PembuatankurvaregresiPadakurvabakunatriumdiklofenak(Gambar.2)diperolehnilair=0,994denganpersamaangarisliniery=0.038x–0,011.Nilairdikatakanbaikadalahyangmendekati0,99(Watson,2013)artinyanilairpadakurvainisudahsesuailiteratur.Nilaibyangdiperolehpadakurvabakunatriumdiklofenakadalah0.038.Nilaib(slope)yangsemakinbesarmenunjukkanhasilyangsensitifdarisuatumetode.Nilaibpositifmenunjukkanadanyapergerakanantaravariablexdanyyangsearah(semakintinggikonsentrasinyamakanabsobansinyajugatinggibegitupulasebaliknya).Nilaia(intersep)padakurvaregresinatriumdiklofenakadalah-0.011.Nilaiamenunjukkanselektifitasyangartinyasemakinkecilnilaiasemakinselektifpengukurantersebut,metodespektrofotometriUVtermasukselektifuntukpenetapankadaruntuknatriumdiklofenak(Lathif,2013).Gambar2.Grafikkurvabakunatriumdiklofenak3.2.3PenentuankadarnatriumdiklofenakdalamsampelBerdasarkandatahasilanalisiskualitatifterdapattigasampeljamupegallinuyangdigugamengandungnatriumdiklofenak,yaitusampelS3,S4,danS7.Penentuankadarnatriumdiklofenakdalamketigasampeltersebutdilakukandengancaramelarutkansampeldengan
18|ElliyaRosyada,dkk/JurnalIlmiahFarmasiVol15(1)Januari-Juli2019,12-19aquadeshinggamemperolehkonsentrasi1000ppmkemudiandiencerkanmenjadi500ppm.Larutansampelkemudiandibacaabsorbansinyapadapanjanggelombang276nmyangmerupakanpanjanggelombangmaksimum.Tabel2.HasilabsorbansisampeljamupegallinuHasilpengukuranabsorbansisampeldengankonsentrasi500ppmtercantumpadaTabel2.absorbansisampelS3,S4danS7sudahsesuaidenganliteratur,yaituantara0,2-0,8(Gandjar&Rohman,2017).Nilaiabsorbansisampeldimasukkansebagainilaiykepersamaanregresiliniery=0.038x–0,011untukmengetahuikadarnatriumdiklofenakdalamsampel.Tabel2.menunjukkankadarnatriumdiklofenakpadasampelS3,S4,danS7.SampelS3memilikikadarnatriumdiklofenakpalingtinggidaritigasampelyangdianalisiskuntitatifdengannilaikadarsebesar135.1983mgper-kemasanjamu,sedangkansampelS7memilikikadarnatriumdiklofenakterendah,yaitu6.0968mgper-kemasan.Tabel3.HasilperhitungankadarNatriumdiklofenakpadasampelKodesampelKadarna.diklofenakdalamsampelyangditimbang(mg)Kadarna.diklofenakdalamsampelper-kemasan(mg)S30.99211135.1982S40.83530110.0334S70.669216.0968BerdasarkanaturanpenggunaanpadakemasanjamuS3digunakanduakaliseharisehinggadalamseharinatriumdiklofenakyangdikonsumsiadalah270.3964mg.SampelS4digunakantigasampaiempatkalidalamseminggusehinggadalamseharinatriumdiklofenakyangdikonsumsiadalah110.0334mg.SampelS7dikonsumsiduakaliseharisehinggadalamseharinatriumdiklofenakyangdikonsumsiadalah12.1936mg.Natriumdiklofenakdigunakansebagaiperedanyerisendipadadosis25sampai75mgdalamsehari.Sedangkanberdasarkanliteraturlaindisebutkanpenggunaannatriumdiklofenakadalah50sampai100mgdalamsehari(Octavianaetal.,2013).PenggunaannatriumdiklofenakpadadosistinggiakanmeningkatkanresikogangguanGastrointestinal,kardiovaskuler,danginjal(Altmanetal.,2015).SampelAbsorbansisampel(nm)Rata-rataabsorbansisampel(nm)S3S4S70.38490.38520.39380.23530.32470.42530.26550.26540.26510.38800.32840.2653
19|ElliyaRosyada,dkk/JurnalIlmiahFarmasiVol15(1)Januari-Juli2019,12-19Untukitukeberadaansenyawainipadasediaanjamutidakdiperbolehkan,mengingatkonsumsijamuyangdilakukanolehmasyarakatpadaumumnyadiluarpengawasan.4.KesimpulanHasilanalisissecarakualitatifdankuantitatifterhadapsepuluhsampeljamupegallinudiKotaMataramditemukantigadarisepuluhsampeljamudidugamengandungBKOnatriumdiklofenak.KadarnatriumdiklofenakpadasampelS3,S4,danS7berturut-turut,yaitu135.1982,110.0334,dan6.0968,sehinggasampelS3danS4memilikikadarnatriumdiklofenakyangmelebihidosispenggunaanharian.DaftarpustakaAltman,R.,Bosch,B.,Brune,K.,Patrignani,P.,&Young,C.(2015).AdvancesinNSAIDdevelopment :evolutionofdiclofenacproductsusingpharmaceuticaltechnology.Drugs.75(8),859–877.Amalia,K.R.,Sumantri,&Ulfah,M.(2009).Perbandinganmetodespektrofotometriultraviolet(uv)dankromatograficairkinerjatinggi(kckt)padapenetapankadarnatriumdiklofenak.48–57.UniversitasGadjahMadaBPOM.(2015).Bahayabahankimiaobat(BKO)yangdibubuhkankedalamobattradisional(jamu).RetrievedFebruary27,2018,fromwww.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/144/BAHAYA-BAHAN-KIMIA-OBAT--BKO--YANG-DIBUBUHKAN-KEDALAM-OBAT-TRADISIONAL--JAMU-.htmlGandjar,I..,&Rohman,A.(2017).Kimiafarmasianalisis(edisike-1).Yogyakarta:PustakaPelajar.Kartika,T.(2016).Tradisiminumjamu:konsepkomunikasikesehatandarigenerasikegenerasi.Prosidingseminarnasionalkomunikasipublikdandinamikamasyarakatlokal,56–63.KEMENKES.(2012).PeraturanMenteriKesehatanRepublikIndonesiaNomor007Tahun2012tentangregistrasiobattradisional.Inkementeriankesehatanrepublikindonesia(Vol.66).KesehatanKementrianRI.(2010).Risetkesehatandasar.Jakarta.Khaskheli,A.R.,Abro,K.,Sherazi,S.T.H.,Afridi,H.I.,Mahesar,S.A.,&Saeed,M.(2009).Simplerandfasterspectrophotometricdeterminationofdiclofenacsodiumintablets,serumandurinesamples.Pak.J.Anal.Environ.Chem.10(1&2),53–58.Lathif,A.(2013).AnalisisbahankimiaobatdalamjamupegallinuyangdijualdiSurakartamenggunakanmetodespektrofotometriUV.UniversitasMuhammadiyahSurakarta.Octaviana,R.,Setiawan,D.,&Susanti.(2013).Perbandinganinteraksiobatdanpermasalahandosispadapasienosteoarthritisdiduarumahsakit.Pharmacy.10(1),99–108.
We are a professional custom writing website. If you have searched a question and bumped into our website just know you are in the right place to get help in your coursework.
Yes. We have posted over our previous orders to display our experience. Since we have done this question before, we can also do it for you. To make sure we do it perfectly, please fill our Order Form. Filling the order form correctly will assist our team in referencing, specifications and future communication.
1. Click on the “Place order tab at the top menu or “Order Now” icon at the bottom and a new page will appear with an order form to be filled.
2. Fill in your paper’s requirements in the "PAPER INFORMATION" section and click “PRICE CALCULATION” at the bottom to calculate your order price.
3. Fill in your paper’s academic level, deadline and the required number of pages from the drop-down menus.
4. Click “FINAL STEP” to enter your registration details and get an account with us for record keeping and then, click on “PROCEED TO CHECKOUT” at the bottom of the page.
5. From there, the payment sections will show, follow the guided payment process and your order will be available for our writing team to work on it.
Need this assignment or any other paper?
Click here and claim 25% off
Discount code SAVE25